Berikut ini tulisan dari Ustadz Dr. Hamid Fahmy Zarkasy. Judulnya
Allah Bolehkan Atheis ? Ustadz Hamid Fahmy Zarkasy menjelaskan kesalah-kaprahan sebagian orang dalam memahami Ayat ke 256 Surat Al Baqarah.
Sebenarnya konsep
Islam Nusantara juga merupakan hasil dari salah kaprah. Pemahaman Islam sepotong-sepotong atau tidak kaaffah lah yg menjadi penyebabnya. Tapi pada postingan kali ini admin belum akan membahasnya. Yawdah mari kita simak tulisan sederhana dan ber-nas berikut ini :
Akhir-akhir ini ada orang yang berpendapat bahwa (menjadi) orang atheis itu boleh, Allah tidak melarang, alasannya ayat al-Qur’an berbunyi "Tidak ada paksaan dalam beragama" (QS 2:256). Pendapat ini mengandung dua kesalahan fatal:
Pertama, jika orang boleh menjadi orang atheis berarti Allah membolehkan orang mengingkari-Nya, menafikan-Nya, menentang-Nya, ini mustahil. Padahal, jangankan mengingkari atau menentang-Nya, menduakan-Nya atau mensekutukan-Nya atau mengakui adanya tuhan selain Allah saja adalah dosa besar dan akan mendapat azab.
Allah sama sekali tidak membolehkan orang menjadi kafir atau atheis, tapi (setelah kebenaran itu jelas) Allah mempersilahkan manusia, "barangsiapa ingin beriman silahkan, dan barangsiapa ingin menjadi kafir / atheis silahkan." (QS 18: 29).
Allah juga memberi tahu jika anda
memilih menjadi atheis niscaya akan menuai azab di neraka jahannam yang sangat pedih dan jika memilih beriman maka ia akan mendapatkan pahala surga yang kekal abadi.
Kedua,
tidak ada paksaan dalam beragama tidak berarti bahwa setiap orang itu berhak untuk tidak beragama dan haknya itu dilindungi oleh Allah. Allah hanya melindungi hamba-Nya yang mau berlindung melalui ketaatan dan ketaqwaan pada-Nya.
Tidak ada paksaan maksudnya Allah Yang Maha Bijaksana memberi manusia akal untuk memilih dua jalan yaitu kesesatan atau ketaqwaan (QS.91:8).
Jika dia gunakan akalnya maka dia akan memilih petunjuk ketaqwaan, jika ia gunakan hawa nafsunya maka dia akan memilih kesesatan. Jadi beragama dalam Islam itu dengan kesadaran akal bukan dengan paksaan. Penggunaan akal dalam beriman inilah letak rasionalnya aqidah Islam. maka Islam hanya bisa dianut oleh mereka yang sudah aqil baligh.